Senin, 22 Juni 2009

M Hasan Basri

Tugas PLLB Final Praktikum PLLB

Daerah Nagara

Nagara adalah nama dari sebuah ibukota kecamatan yang terdapat di Kandangan.
Hampir seluruhnya dari wilayah ini tertutupi oleh air rawa, yang merupakan salah satu sudut di cekungan Barito. Di rawa inilah hampir semua sungai yang berhulu di Meratus dan mengalir ke sebelah barat bertemu dalam satu kawasan yang luasnya hamper mencapai satu juta hektare. Rawa ini juga berfungsi sebagai penghambat banjir dari luapan sunagai-sungai di kawasan daerah tangkapan air Meratus yang menuju muara sungai Barito. Itulah data yang telah didapatkan sebelum datang dan melihat langsung daerah tersebut.

Tiga program studi dari FMIPA UNLAM yaitu Program studi Matematika, Fisika, dan Ilmu Komputer melakukan observasi di daerah ini. Mayoritas dari penduduk daerah ini beragama Islam. Tahap awal obyek observasi kami adalah penduduk sekitar yang diberi beberapa pertanyaan mengenai aktivitas maupun kegiatan penduduk dalam kehidupan sehari-hari dari kebutuhan pokok mereka, dari mana mereka mendapatkannya, hingga kegiatan sosial mereka dengan sesama penduduk di daerah ini. Mata pencaharian mereka beragam, ada yang bergelut dibidang perkayuan, perikanan, maupun dalam bidang daur ulang besi menjadi barang-barang kebutuhan rumah tangga. Namun, ada satu titik temu yang dapat ditarik dari beragamnya hasil ini yaitu kebutuhan mereka akan sungai yang mengalir di bawah permukiman mereka. Ternyata sungai dan rawa yang ada di sini menjadi sumber pencaharian, dan pusat dari kehidupan mereka selama ini.

Selama penelusuran di aliran sungai menuju Rawa Bangkau ini banyak sekali hal-hal menarik yang ditemukan dan sangat perlu untuk diungkapkan ke khalayak ramai. Rumah-rumah penduduk di sekitar aliran sungai ini dibangun dengan menjorok ke daerah mulut sungai. Lalu, ditambah lagi dengan banyaknya lanting yang multifungsi. Mereka menggunakan lanting ini sebagai tempat pembuangan terakhir bagi hasil sirkulasi pencernaan dalam tubuh atau yang lebih dikenal dengan nama Water Closet (WC), tempat mandi, mencuci pakaian, mencuci piring dan peralatan rumah tangga lainnya, dan berbagai aktivitas lainnya yang sangat beragam. Jika dilihat dari multifungsinya aliran sungai ini, pantaslah jika penduduk menganggap sungia ini amat penting bagi kehidupan mereka. Namun, jika dipandang dari segi tata lingkungan untuk pemukiman sudah barang tentu hal ini menunjukkan tata lingkungan yang buruk. Karena pembangunan pemukiman yang menjorok ke daearah mulut sungai saja sudah salah apalagi ditambah dengan lanting-lanting yang mengapung di aliran sungai ini. Belum lagi jika dikaitkan dengan kesehatan, sungai yang airnya dijadikan MCK ini tentunya tidak sehat bagi penduduk tersebut. Jika dikaitkan dengan absorbsi lahan basah, dengan model pembangunan pemukiman yang seperti ini tentu saja memberikan peluang yang amat besar bagi terjadinya pengikisan tanah. Apabila dibiarkan saja tata lingkungan yang seperti ini bukan hal yang mustahil jika beberapa puluh tahun ke depan tanah-tanah yang menjadi tumpuan bagi jalan raya ini akan menjadi daerah yang tergenangi oleh air dan menjadi daerah perluasan dari sungai asal. Maka, pemukiman pendudukpun akan jadi korban. Dipandang dari segi kesehatan, dengan pengkonsumsian air sungai ini secara terus-menerus akan menimbulkan dampak kesehatan yang sangat buruk. Dari penyakti kulit,diare, muntaber, dan berbagai penyakit lainnya yang muncul karena pemakaian air sungai yang menjadi tempat MCK sebagian besar penduduk secara terus-menerus.

Tentunya untuk mengatasi segala macam permasalan di atas diperlukan kerjasama dari beberapa pihak. Selain Pemda, Dinas Tata Kota, para mahasiswa yang mengerti serta peduli akan kelangsungan daerah ini juga harus membantu perbaikan agar tidak terjadi dampak-dampak buruk yang tidak diinginkan. Namun, tanpa kontribusi dari penduduk asli rehabilitasi lingkunhan ini tidak akan dapat berjalan dengan mulus. Sehingga kerjasama ini harus melibatakan penduduk asli juga, karena hal ini sebenarnya amat berkaitan terhadap kelangsungan kehidupan mereka di daerah Nagara yang mereka cinta ini.



Gambar 1. Daerah Rawa Bangkau

Di samping segala hal di atas, terdapat hal-hal positif yang belum terjamah bagi kita. Sebenarnya banyak sekali sumber daya alam yang belum termanfaatkan bagi penduduk. Terdapat Rawa Bangkau di ujung dari aliran sungai ini, daerah inilah yang ditumbuhi ribuan bahkan jutaan enceng gondok yang mengapung di atasnya. Rawa Bangkau menjadi sumber investasi yang luar biasa jika dapat dimanfaatkan dengan baik. Di daerah ini sudah tidak terdapat rumah-rumah penduduk, yang ada hanyalah beberapa tempat yang dijadikan sebagai kandang ternak kerbau rawa ataupun ternak bebek. Ternyata sebagian penduduk telah menyadariakan keberadaan Rawa Bangkau ini. Bagi penduduk pada musim kemarau ini akan menjadi waktu yang tepat untuk pencarian ikan. Karena rawa ini menjadi surut jika musim kemarau tiba, dan menagnkap ikan-ikanpun menjadi lebih mudah. Mereka menggunakan berbagai peralatan, dari yang namanya lunta, keramba, maupun peralatan yang lebih besar lagi.


Gambar 2. Kandang Ternak Kerbau Rawa


Keberadaan enceng gondok di sini ternyata amatlah penting, enceng gondok dapat mengikat sedimen-sedimen tanah. Selain itu dapat menetralkan logam-logam berat yang terkandung di dalam air, karena seperti yang telah kita ketahui sebelumnya aliran sungai ini menjadi tempat berkumpulnya segala macam logam berat sisa-sisa produksi berbagai perusahaan. Namun, disamping segala macam segi positif dari keberadaan enceng gondok ini ternyata ada pula segi negatifnya, sebagian besar mata pencaharian penduduk di daerah ini adalah mencari ikan dengan keberadaan enceng gondok sebenarnya telah mengurangi pemenuhan oksigen bagi ikan-ikan yang ada di bawahnya. Sehingga, organisme yang ada di bawahnya akan kekurangan oksigen untuk melangsungkan kehidupannya.

Dari observasi yang telah dilakukan sebagai mahasiswa dari program studi Fisika FMIPA UNLAM kami menemukan satu hal yang dapat dimanfaatkan dari daerah Rawa Bangkau ini, tentunya disamping banyaknya manfaat-manfaat lain yang dapat di angkat dari daerah ini. Pembuatan Energi Listrik Bantuan dari Sel Surya merupakan salah satu hal yang menarik bagi fisika. Walaupun telah diketahui sebelumnya bahwa di daerah ini memang sudah pernah memanfaatkan sel surya sebagai pembangkit listrik bantuan, namun hal itu tidak menyurutkan hasrat kami untuk melakukan observasi lebih mendalam. Karena pemanfaatannya yang masih kurang, jadi kamipun berfikiran nuntuk dapat memaksimalkan tenaga surya yang ada.
Energi adalah satu kata yang mempunyai makna sangat luas karena tidak ada aktivitas di alam raya ini yang bergerak tanpa energi dan itulah sebabnya kata salah seorang professor di Jepang bahwa hampir semua perselisihan di dunia ini, berpangkal pada perebutan sumber energi.

Secara umum sumber energi dikategorikan menjadi dua bagian yaitu non-renewable energy dan renewable energy. Sumber energi fosil adalah termasuk kelompok yang pertama yang sebagaian besar aktivitas di dunia ini menggunakan energi konvensional ini.Sekitar tahun delapan puluhan ketika para ahli di Indonesia menawarkan sumber energi alternatif yang banyak digunakan di negara maju yaitu nuklir, banyak terjadi pertentangan dan perdebatan yang cukup panjang sehingga mengkandaskan rencana penggunaan sumber energi yang dinilai sangat membahayakan itu. Diantara usulan yang banyak dilontarkan kala itu adalah mengapa kita tidak menggunakan sumber energi surya. Memang tidak diragukan lagi bahwa solar cell adalah salah satu sumber energi yang ramah lingkungan dan sangat menjanjikan pada masa yang akan datang, karena tidak ada polusi yang dihasilkan selama proses konversi energi, dan lagi sumber energinya banyak tersedia di alam, yaitu sinar matahari, terlebih di negeri tropis semacam Indonesia yang menerima sinar matahari sepanjang tahun.Permasalahan mendasar dalam teknologi solar cell adalah efisiensi yang sangat rendah dalam merubah energi surya menjadi energi listrik, yang sampai saat ini efisiensi tertinggi yang bisa dicapai tidak lebih dari 20%, itupun dalam skala laboratorium. Untuk itu di negara-negara maju, penelitian tentang solar cell ini mendapatkan perhatian yang sangat besar, terlebih dengan isu bersih lingkungan yang marak digembar gemborkan.


Dari cahaya menjadi Listrik




Gambar 3.Sistem Solar Sel


Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran electron, nah aliran electron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik. Bagian utama perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber (penyerap), meskipun demikian, masing-masing lapisan juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari solar cell. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis gelombang elektromagnetik. Oleh karena itu absorber disini diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin solar radiation yang berasal dari cahaya matahari.


Gambar 4. Proses Transmisi


Lebih detail lagi bisa dijelaskan sinar matahari yang terdiri dari photon-photon, jika menimpa permukaaan bahan solar sel (absorber), akan diserap,dipantulkan atau dilewatkan begitu saja. dan hanya foton dengan level energi tertentu yang akan membebaskan electron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik. Level energi tersebut disebut energi band-gap yang didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan utk mengeluarkan electron dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus listrik. Untuk membebaskan electron dari ikatan kovalennya, energi foton (hc/v harus sedikit lebih besar atau diatas daripada energi band-gap. Jika energi foton terlalu besar dari pada energi band-gap, maka extra energi tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar sel. Karenanya sangatlah penting pada solar sel untuk mengatur bahan yang dipergunakan, yaitu dengan memodifikasi struktur molekul dari semikonduktor yang dipergunakan.Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa tinggi maka foton yang berasal dari sinar matahari harus bisa diserap yang sebanyak banyaknya, kemudian memperkecil refleksi dan remombinasi serta memperbesar konduktivitas dari bahannya.Untuk bisa membuat agar foton yang diserap dapat sebanyak banyaknya, maka absorber harus memiliki energi band-gap dengan range yang lebar, sehingga memungkinkan untuk bisa menyerap sinar matahari yang mempunyai energi sangat bermacam-macam tersebut. Salah satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah CuInSe2 yang dikenal merupakan salah satu dari direct semikonduktor.


Dari begitu banyak keuntungan solar cell seperti telah diuraikan diatas ternyata tidak polemik tidak kemudian berhenti begitu saja, masih ada yang mengatakan memang benar solar cell ketika melakukan proses perubahan energi tidak ada polusi yang dihasilkan, tetapi sudahkah kita menghitung berapa besar polusi yang telah dihasilkan dalam proses pembuatannya, dibandingkan kecilnya efisiensi yang dihasilkan. Sebagai tantangannya disini adalah bagaimana cara untuk menaikkan efisiensi, yang tentunya akan berdampak kepada nilai ekonomisnya. Selain itu pula cara untuk mengaplikasikannya untuk kehidupan penduduk di Nagara ini di rasa harus melibatkan banyak pihak demi keberhasilan cita-cita yang baik ini.

1 komentar: